Kleptomania
Harum petrichor betah berlama - lama dalam penciumanku.
Membawa memori lama dimana kita pertama bertemu.
Matamu. Si pendiam yang banyak menyampaikan rasa.
Senyummu. Gula pun enggan bersombong ria karena kalah manisnya.
“Jangan tertawa.
Periksa saku jaketmu.
Apa yang kau temukan disana?”
“Kepingan receh dan struk belanja.”
“Rogoh lagi, ada sesuatu yang kau ambil dariku. Barangnya tidak besar, warnanya tidak pasti. Kemarin malam kau kantungi diam diam saat aku lengah. Seharian ku cari tapi tidak menemukannya. Aku yakin kau yang mengambilnya karena hanya kau yang kutemui seharian. Mungkin untukmu sesuatu itu tidak penting, tapi—“
“Shh. Separuh hatimu kan?
Aku pinjam dulu, sedang kuperbaiki.
Nanti kukabari saat sudah kembali seperti
dulu.”
“Dasar pencuri.”
Komentar
Posting Komentar