Pekerjaan yang paling mudah dilakukan adalah lupa.
Lupa.
Pekerjaan yang paling mudah dilakukan.
Tidak butuh banyak tenaga.
Tidak butuh keahlian khusus.
Hanya perlu kelalaian, sedikit berpikir, dan malas yang kebanyakan.
Siapa yg sering lupa?
Tanggal yang terlewat,
acara penting juga terlewat,
barang yang tertinggal,
janji yang tidak terbayarkan.
Kebiasaanku, kebiasaan jelek, pikirku.
“Itulah sebabnya banyak orang tidak suka kalender, jam, ataupun catatan.
Hal - hal yang bisa menghambat lupa.
Padahal lupa itu enak.
Membebaskan, sementara.”
Pembelaanku.
Tetap saja, aku membenci diriku yang pelupa.
Tak pernah sekalipun mengira ada satu hal yang kusyukuri karena menjadi pelupa.
Selain bahwa diriku yang tanpa sengaja secara perlahan lupa akan suaramu, kebiasaanmu, bagaimana caramu memanggilku, mimpi-mimpimu, wajah ceriamu dibalik layar telfon itu.
Masih banyak, apalagi ya?
Oh, atau mungkin series animasi jepang favoritmu, ceritamu di malam hari seusai harimu yang panjang, pengalamanmu semasa sekolah, lagu-lagu rap yang kau sukai itu, petikan gitar yang suka kau mainkan, matamu yang berbinar saat membicarakan hal yang kau suka.
Eh, aku benar pelupa kan?
Inti dari semua itu, aku bersyukur.
Benar kan kataku?
Lupa itu pembebasan sementara.
Sementara.
Karena nyatanya saat ini saja bantalku sudah banjir air mata.
Sejatinya untukmu aku bahkan lupa bagaimana caranya melupakan.
Komentar
Posting Komentar