Seorang Lampu Tidur

 


"Menurutmu apa yang spesial dari lampu tidurmu?".

Tidak ada.

Hanya lampu murah bentuk baymax yang dibelikan ibuku dulu.

Hasil dariku yang mengeluh karena lampu yang terlalu terang namun terlalu takut bila dimatikan.


"Lalu apa yang spesial dari benda itu?"

Sudah kubilang tidak ada yang spesial.

Sekadar lampu murah yang dayanya pun hanya satu watt.

Tidak sengaja terbanting sekali saja pasti langsung sekarat.

Masih bisa menyala sampai saat ini saja sudah terhitung kuat.


"Apasih yang kau banggakan dari lampu itu?"

Aduh kau cerewet sekali.

Itu hanya lampu murah. Menerangi kamarku saat beranjak malam saja. 

Itu pun tidak terlalu penting dan tidak kupedulikan keberadaannya. 

Mungkin hanya sesekali saja ia penting, saat membantuku terlelap karena aku takut gelap. Menemani tetes demi tetes air yang keluar dari mata tiap malamnya. Menahanku menggores lengan hanya untuk menyembuhkan luka menganga di dada. Membawaku berkelana memikirkan masa depan sembari gelisah. Mendampingi disaat anganku terbang memikirkan ayah, ibu, kakak, dan saudara-saudara. Membawaku kembali ke masa dahulu dimana awal kesedihan dan trauma belum melanda. Temanku terjaga setiap malamnya sembari menonton drama korea. Menenggelamkanku dalam lamunan apa yang harus kuperbuat bila kau tak ada--


"-yah, sudah kuduga". 

Komentar

Postingan Populer