Manusia itu seonggok daging dengan rasa apa?
Ada yang harus terseok-seok sangat lama sampai bisa mendapatkan apa yang ia inginkan.
Ada yang tidak pernah jajan hanya untuk menabung memberi makan anak orang.
Ada yang setiap hari merelakan hati kecilnya menangis menahan tangis tidak betah di tempat kerja.
Ada yang harus meninggalkan sekolah untuk bisa terus makan.
Ada yang menyembunyikan jati dirinya hanya agar bisa hidup tenang.
Ada yang dipaksa kuat oleh keadaan yang mendesak.
Ada yang harus melewati tiap harinya dengan aktivitas yang sama karena hanya itu yang ia bisa.
Ada yang hanya bisa menangis merelakan mimpinya karena terbatas ruang maupun uang.
Ada yang sampai saat ini bertahan di hubungan yang tidak sehat hanya karena tidak berani sendirian.
Ada yang harus bertahan menahan rasa sakit setiap hari dan kehilangan segalanya.
Ada yang harus merelakan semuanya untuk melihat orang yang disayanginya bahagia.
Ada yang rindu masakan ibunya yang sudah tiada.
Ada yang sangat mencinta sampai-sampai menjadi buta hati, mata, dan telinga.
Ada yang dipundaknya menahan beban dan ekspektasi semua orang sampai-sampai bingung cara mewujudkan mimpi yang didambakannya.
Ada yang mencari jati diri tetapi menemukannya di tempat yang tidak tepat.
Ada yang menjadi gila merusak tubuh maupun harga dirinya.
Ada yang dibohongi dunia karena naif atau mungkin malas membuka mata.
Ada yang bingung mencari uang sampai melakukan hal yang dia saja tidak mau mengingatnya.
Ada yang kehilangan orang yang dicintainya.
Ada yang hanya ingin bahagia dengan sederhana tapi tahu bukan seperti itu dunia bekerja.
Aku disini tahu itu semua, siapa pemilik perasaan-perasaan itu.
Manusia-manusia tegar yang untuk menjadi mereka pun yakin ku takkan mampu.
Hanya bisa berandai-andai ada hal-hal yang bisa kulakukan untuk menciptakan dunia yang lebih baik untuk mereka, aku, kita semua.
Tapi nyatanya hidup memang selalu begini.
Dunia selalu tidak adil dengan cara yang adil.
Lalu, intinya adalah manusia itu seonggok daging dengan rasa apa?
Rasa kasihan.
Komentar
Posting Komentar