Dongeng Tidur



Dua pecundang itu pertama kali bertemu di tempat sampah dekat kebun.

Berdua beraroma busuk, berdebu, rendah, jorok, dan kumuh.

Satu pecundang tercipta dari plastik dan yang lainnya adalah seutas ranting berdaun.

Bersama meski berbeda sifat dan jarang akur.

Dirinya yang mudah terbakar dan dirimu yang memadamkan api dengan anggun.


Dua pecundang bodoh yang nekat untuk menjadikan hati mereka saling terikat.

"Jalani dulu saja", katanya sepakat.

Pura-pura buta dengan jalan di depan yang berkabut menutupi jurang.

"Asal bersama, kita pasti bisa".

Bisa apa? 


Kerikil satu terlewat, ada lubang mereka lompat, pernahkah jatuh?

Jelas bukan terkadang. Bangun lagi, saling menguatkan.

Lucu sekali melihat sampah bersusah payah hanya untuk hidup seperti kita.

Menepis fakta kebohongan dibalik kata "Asal bersama, semua baik-baik saja".

Tak mengertikah luka yang menganga akan sebesar apa nantinya?


Waktu tak akan pernah menjadi selamanya.

Siapa yang ingin senantiasa hidup di tempat sampah? Tidak ada.

Tiada kata "Jalani dulu", "Semua akan baik-baik saja" yang bisa membantu mereka.

Tersadar akan jalan yang berkabut pun harusnya takkan sebegitu lama.

Butuh cinta yang sangat gila untuk membuat mereka terlupa akan mereka yang tak sama.


Tiada kata yang tepat untuk menjamu tanya "Mengapa?".

Merangkak keluar dari tempat sampah adalah mimpi mereka berdua.

Bahkan kata sakral "Jangan tinggalkan aku" pun sudah tidak ada harga dirinya.

Saling egois menyembuhkan diri sendiri sampai lupa menenangkan satu sama lain bahwa mereka akan baik-baik saja.


Mereka berdua yang terpaksa mengikhlaskan.

Dirinya yang entah dapat keyakinan darimana, yakin dirimu akan bermetamorfosa menjadi lebih berguna.

Sampah hanya akan menjadi sampah bila ia terus di tempat sampah.

"Suatu saat nanti, disaat aku melihatnya menjadi seseorang yang bersinar, aku akan menjadi orang pertama yang paling berbahagia akan pencapaiannya. Akan ku katakan pada semua makhluk yang terkesima melihatnya, bahwa ia kucintai bukan karena keindahannya, tetapi ia menjadi indah karena aku mencintainya". 





Komentar

Postingan Populer